Cerita Inspirasi : Bendera Kakek
Bendera Merah Putih termasuk salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Oleh karena itu kita harus menjaga, merawat, dan menghormatinya. Kisah ini adalah kisahku tentang menjaga bendera Merah Putih yang akan saya ceritakan kepada kalian semua.
Kakekku dulu adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia yang sampai akhir hayatnya sangat menghormati dan mencintai bendera Merah Putih. Kakek merawatnya melebihi cinta pada dirinya sendiri. Tetapi menurut keluargaku, rasa hormat Kakek terhadap bendera terlalu berlebihan di zaman yang sudah modern ini. Memang, kita harus menghormati bendera Merah Putih, tetapi menurutku cara seperti itu berlebihan sekali.
Suatu hari ayahku tidak sengaja menjatuhkan bendera yang telah Kakek cuci. Kakek yang saat itu melihat benderanya terjatuh menjadi sangat emosi, sehingga seharian rumah kami penuh dengan ketegangan. Kami sekeluarga mempunyai rencana agar Kakek dapat melupakan sejenak kemarahannya dengan mengajak Kakek rekreasi ke pantai. Kami kira Kakek akan meninggalkan bendera Merah Putih itu di rumah. Ternyata dugaan kami salah. Kakek membawa serta bendera pujaannya dalam acara rekreasi bersama kami.
Bila tiba hari di mana kami harus mengibarkan bendera di halaman rumah, maka pagi-pagi benar Kakek sudah akan mempersiapkan benderanya untuk dikibarkan. Bila bendera sudah terikat di tiang dan berkibar dengan santun dan megahnya, maka tak henti-hentinya Kakek tersenyum-senyum sendiri. Mungkin itu tumpahan perasaan Kakek, senyum kemenangan, senyum penuh kebanggaan. Bila sore menjelang, tiba saat bendera akan diturunkan, Kakek tampak sedih. Sedih yang mendalam, terkadang Kakek menangis terisak. Kakek kukuh menghalangi supaya bendera tidak segera diturunkan. Bahkan Kakek terkadang sangat marah. Karena itu kami tidak berani menyentuh bendera Merah Putih Kakek.
Hari ini tiba saat Kakek mencuci benderanya. Dia mencuci dengan penuh perasaan sembari tersenyum sendiri. Kami yang melihat kejadian itu merasa heran dan merasa bahwa Kakek terasa sedikit terganggu perilaku dan kejiwaannya. Ibu mengusulkan kepada Ayah agar Kakek dibawa ke psikolog. Ayahku setuju, akan tetapi betapa kagetnya kami ketika melihat Kakek berdiri di didepan pintu sambil terisak. "Apakah kalian pikir aku sudah gila? Aku tidak gila! Apa salah bila aku mencintai bendera ini, bendera yang menjadi lambang kemenangan dari perjuangan panjang yang sangat-sangat melelahkan, dengan pengorbanan tak terhingga?" Saat ini aku merasa Ka-kek tidak salah. Dulu aku juga sering mengejek Kakek dengan sebutan 'aneh' dan sering tidak mengakul bahwa beliau adalah kakekku karena aku malu.
Kami terdiam saat mendengar ucapan Kakek: Kakek pun melanjutkan ucapannya setelah terdiam cukup lama.
"Apa kalian tahu bagaimana dulu susahnya Kakek dan teman-teman Kakek untuk memperjuangkan negara Indonesia ini? Ketika Kakek melihat mayat teman-teman Kakek yang bergelimpangan di medan perang, apa kalian tahu bagaimana sedihnya hati Kakek? Ketika Kakek mendengar pekik proklamasi dan bendera ini berkibar di mana-mana, apa kalian tahu bagaimana senang dan bangganya Kakek? Dan sekarang, ketika Kakek tahu bagaimana bendera ini telah nudar di mata nenerus bangsa, apa kalian tahu bagaimana kecewa dan sedihnya hati Kakek Apakah salah bila Kakek menghabiskan sisa hidup Kakek untuk merawat bendera kebanggaan Kakek?.
Setelah mendengar pengakuan Kakek, kami semua terdiam dan mulai menangis. Kami meminta maaf pada Kakek. Dan mulai hari itu kami sekeluarga berjanji untuk mencintai bendera kebanggaan bangsa Indonesia itu seperti kami mencintai diri kami sendiri.
Setelah itu, kami mulai terbiasa dengan sikap Kakek terhadap bendera Merah Putih itu. Dan kami sendiri juga mulai terbiasa untuk membantu Kakek merawat, menjaga, dan menghormati bendera Merah Putih itu. Ternyata ada hal yang tidak kami duga. Beberapa hari setelah kami berbaikan dengan Kakek, Kakek tiba-tiba meninggal dunia. Kami sangatlah berduka atas kepergian Kakek yang begitu cepat di saat perasaan kami mulai menyatu. Begitu bangga memiliki pahlawan seperti beliau. Kakek yang sangat kani sayangi tiba-tiba meninggalkan kami begitu cepat. Sekarang kami yang akan menggantikan Kakek untuk menjaga, merawat, dan menghormat bendera Merah Putih.
Posting Komentar untuk "Cerita Inspirasi : Bendera Kakek"